Kalau kamu sering dengar istilah stateful stateless di dunia IT, mungkin awalnya terdengar agak ribet. Tapi sebenarnya, konsep ini nggak serumit kedengarannya. Kita tinggal membayangkan bagaimana sebuah sistem atau aplikasi mengingat data dari pengguna atau justru nggak menyimpan apa pun. Nah, di sinilah perbedaan besar antara stateful dan stateless muncul.
Bayangkan saat kamu masuk ke sebuah kafe. Kalau pelayan kafe ingat pesananmu dari kemarin, itu mirip seperti stateful. Tapi kalau setiap kali datang kamu harus pesan ulang dari awal tanpa ada yang diingat, nah itu yang disebut stateless. Simpel kan?
Apa Itu Stateful
Mari kita mulai dengan memahami dulu apa itu stateful. Secara sederhana, stateful adalah kondisi di mana sebuah sistem menyimpan status atau informasi dari interaksi pengguna sebelumnya. Jadi, sistem ini ibarat punya “ingatan” yang bisa diakses lagi saat dibutuhkan.
Contoh nyata dari stateful bisa kita lihat pada aplikasi chatting. Saat kamu buka WhatsApp, riwayat percakapanmu masih ada. Bahkan status online temanmu pun bisa ditampilkan secara real-time karena server menyimpan semua data itu. Dengan kata lain, server mengingat apa yang sudah terjadi sebelumnya dan menghubungkannya dengan interaksi selanjutnya.
Dalam dunia server, stateful connection sering dipakai pada aplikasi yang membutuhkan informasi berkelanjutan. Misalnya online banking, game online, atau aplikasi e-commerce. Kalau server nggak ingat siapa kamu, bisa-bisa setiap kali klik halaman baru kamu harus login ulang. Ribet kan?
Baca Juga: Tinggi & Usia Jennifer Coppen Sekarang
Apa Itu Stateless
Nah sekarang kita masuk ke stateless. Berbeda dengan stateful, sistem ini tidak menyimpan informasi dari interaksi sebelumnya. Jadi setiap permintaan dari pengguna dianggap baru, tanpa ada hubungan dengan permintaan sebelumnya.
Bayangkan kamu lagi searching di Google. Setiap kali kamu mengetik kata kunci baru, server memperlakukan itu sebagai permintaan baru. Tidak ada informasi tambahan yang dibawa dari pencarian sebelumnya. Inilah contoh stateless connection yang paling gampang dipahami.
Banyak layanan modern sekarang lebih suka menggunakan konsep stateless karena lebih ringan, skalabel, dan nggak bikin server terbebani dengan data yang harus diingat. Itulah kenapa REST API yang dipakai banyak aplikasi saat ini lebih condong ke model stateless.
Baca Juga: Kontroversi Terbaru Ria Ricis
Perbedaan Utama Stateful dan Stateless
Kalau dijabarkan, perbedaan stateful stateless bisa dilihat dari beberapa aspek utama.
Ingatan atau Status
-
Stateful: Server menyimpan status pengguna, seperti login session, riwayat transaksi, hingga preferensi tertentu.
-
Stateless: Server tidak menyimpan status. Setiap permintaan harus menyertakan semua informasi yang diperlukan.
Kinerja dan Skalabilitas
-
Stateful: Lebih berat karena server harus mengingat status. Tapi cocok untuk aplikasi yang butuh interaksi berkelanjutan.
-
Stateless: Lebih ringan dan mudah di-scale karena server tidak terbebani data pengguna.
Contoh Nyata
-
Stateful: Online banking, aplikasi chatting, game online.
-
Stateless: REST API, browsing web, layanan pencarian.
Dengan memahami perbedaan stateful stateless, kita jadi bisa menilai kapan sebaiknya menggunakan salah satunya sesuai kebutuhan aplikasi.
Baca Juga: Kimberly Ryder, Aktris yang Kini Fokus Keluarga
Kelebihan dan Kekurangan Stateful
Setiap konsep pasti ada plus minusnya. Untuk stateful, kelebihannya jelas pada pengalaman pengguna yang lebih mulus. Kamu nggak perlu bolak balik login atau mengulang aktivitas dari awal karena server sudah ingat semua interaksi sebelumnya.
Tapi kekurangannya, stateful bikin server jadi lebih berat. Server harus menyimpan data pengguna yang banyak, apalagi kalau jumlah user jutaan. Selain itu, stateful lebih sulit di-scale karena data yang harus dikelola makin menumpuk.
Baca Juga: Siapa Sebenarnya Bulan Sutena? Ini Biodata Lengkapnya
Kelebihan dan Kekurangan Stateless
Di sisi lain, stateless punya keunggulan besar dalam hal skalabilitas. Karena server nggak perlu mengingat status, maka setiap request bisa langsung diproses tanpa beban tambahan. Inilah yang bikin sistem stateless lebih mudah dikembangkan untuk jumlah pengguna yang terus bertambah.
Tapi tentu ada kelemahan juga. Salah satunya pengalaman pengguna yang terasa lebih kaku. Karena server tidak menyimpan status, maka pengguna harus menyertakan data lengkap di setiap request. Misalnya token autentikasi harus selalu dibawa dalam setiap permintaan.
Stateful vs Stateless dalam API
Dalam dunia pengembangan aplikasi, API adalah jembatan komunikasi antara sistem. Nah, di sini konsep stateful stateless juga berlaku.
-
Stateful API: Menyimpan informasi pengguna sepanjang sesi. Misalnya SOAP API yang lebih tua cenderung menggunakan model ini.
-
Stateless API: Tidak menyimpan informasi pengguna. REST API adalah contoh paling populer.
REST API menjadi pilihan utama banyak developer karena sifatnya yang sederhana, fleksibel, dan lebih cepat. Dengan stateless, beban server berkurang drastis. Namun, developer tetap bisa menambahkan mekanisme autentikasi agar sistem tetap aman.
Stateful Stateless dalam Cloud Computing
Ketika bicara cloud computing, konsep stateful stateless jadi makin relevan. Banyak layanan cloud modern didesain untuk mendukung sistem stateless karena kebutuhan skalabilitas yang tinggi.
Misalnya, aplikasi berbasis microservices biasanya dirancang stateless supaya tiap service bisa ditambah atau dikurangi dengan mudah sesuai kebutuhan. Bayangkan kalau tiap service menyimpan status sendiri, pasti repot banget saat mau melakukan load balancing.
Namun bukan berarti stateful ditinggalkan. Dalam kasus tertentu seperti database atau aplikasi real-time, model stateful tetap penting. Inilah kenapa dalam cloud sering digunakan kombinasi keduanya tergantung kebutuhan aplikasi.
Contoh Penggunaan Stateful dalam Kehidupan Sehari-hari
Kalau masih bingung, coba lihat beberapa contoh stateful di dunia nyata.
-
Aplikasi perbankan yang mengingat login session kamu.
-
Game online yang melanjutkan progress terakhir kamu.
-
Aplikasi belanja yang menyimpan cart meskipun kamu belum checkout.
Semua contoh ini menunjukkan bagaimana stateful membuat pengalaman pengguna lebih personal dan berkesinambungan.
Contoh Penggunaan Stateless dalam Kehidupan Sehari-hari
Sekarang lihat contoh stateless.
-
Browsing di mesin pencari.
-
Mengakses website berita.
-
Menggunakan REST API untuk request data.
Pada kasus ini, setiap interaksi dianggap baru tanpa mengacu pada interaksi sebelumnya.
Masa Depan Stateful dan Stateless
Seiring berkembangnya teknologi, baik stateful stateless akan terus dipakai. Banyak sistem modern cenderung memilih stateless karena lebih praktis untuk skala besar. Namun aplikasi yang membutuhkan data berkelanjutan tetap memerlukan model stateful.
Tren saat ini bahkan mengarah ke kombinasi keduanya. Misalnya, aplikasi bisa menggunakan stateless API untuk skalabilitas tapi tetap menerapkan stateful session di bagian tertentu untuk pengalaman pengguna yang lebih nyaman